Rajesh Saja

Rajesh Saja

18 Oktober 2010

Lontong Sayur Dalam Perspekitif Pemerintahan

LONTONG SAYUR DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN
Menurut otak kecil sebelah kiri yang saya punya, segala sesuatu yang ada di dunia ini memiliki filosofi/latar belakang/makna tersendiri. Memaknai sesuatu itu dan membuat filosofinya berdasarkan sudut pandang kita sendiri mungkin terkesan aneh, namun hal ini juga suatu pekerjaan yang tidak mudah, disinilah perasaan dan khayalanmu bermain,  kamu bisa saja mengandaikan diri kamu seperti atau seolah-olah benda yang mempunyai punya cerita yang sama dengan apa saja yang sedang atau yang pernah terjadi dalam hidupmu. Contoh: banyak orang yang ingin mengandaikan dirinya layaknya burung, yang bisa terbang bebas di angkasa, atau layaknya pohon kelapa yang setiap komponennya memiliki fungsi yang signifikan dalam kehidupan walaupun bisa menyebabkan kematian.
Kali ini saya ingin mengupas tentang lontong sayur, apa sih yang wah dari lontong sayur, tapi tulisan saya ini akan mencoba memaparkan sisi lain dari lontong sayur yang dapat kita ambil pelajaran darinya. Apa yang ada di pikiran yang bersinergi dengan jakun kita saat membayangkan lontong sayur?hahaha..seonggok makanan berkuah yang beralaskan “pinggan”(piring) bertahtakan “karupuak” yang terdiri dari berbagai macam komposisi yang dijual secara murah baik di warung pinggiran ataupun lapau-lapau bintang tiga.
Seperti makanan lainnya, tidak semua tangan yang mampu menyulap makanan yang bahan pokok utamanya beras yang diplastikkan kemudian direbus ini menjadi salah satu panganan yang mampu bertengger di daftar list alternatif sarapan pagi umat manusia yang ada diseluruh Indonesia raya. Karena kecenderungan yang ada hari ini yang “menggalehan” jajanan ini adalah orang-orang yang tangannya tidak ditakdirkan untuk pandai memasak. Namun tetap saja memaksakan dirinya,,hehehehe. Walaupun hanya jajanan murah dan sederhana tetap saja lontong sayur harus di olah oleh mereka yang ahlinya, dan bila dikelola dan ditekuni dengan baik , usaha jenis ini mampu menjadikan kehidupan kita layak paling tidak untuk hidup di Indonesia atau hunting aja ke mall sekali sebulan.
Dengan membaca mukhadimah yang telah saya sampaikan ada baiknya langsung saja kita melihat kedalam tudung saji apa saja pelajaran ataupun filosofi yang dapat kita ambil dari seonggok LONTONG SAYUR. Karena hidup saya bakal di abdikan sebagai           “ PELAYAN MASYARAKAT” dan berkubang di dunia Birokrasi, maka tak ada salahnya kita memspesifikkan lagi sudut pandang kita yaitu “ LONTONG SAYUR DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN”.
Lontong Sayur sebagai makanan Inovasi
                Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa makanan pokok bangsa indonesia tak bakal jauh dari yang namanya beras yang kemudian bakal di olah menjadi nasi. Namun ada kecenderungan bahwa makan nasi di pagi hari terasa berat, dan mereka lebih suka untuk sarapan dengan panganan yang lebih ringan, oleh karena itulah terlahirlah inovasi dari masyarakat Indonesia itu sendiri untuk menciptakan suatu panganan baru yang walaupun tak jauh-jauh dari yang namanya beras/nasi namun kadarnya lebih dipersempit sehingga terciptalah Lontong Sayur.
                Lalu apa hubungan lontong sayur dengan pemerintahan kita saat ini ?..menurut kajian otak saya lontong sayur di ibaratkan layaknya pemerintah daerah, sejak ditiupkannya peluit pertanda dimulainya reformasi di negara kita dengan otonomi daerah sebagai hakim garis serta demokrasi sebagai wasitnya, maka tak dapat dihindarkan lagi pelimpahan sebagian kekuasaan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Ini tidak dimaksudkan untuk membuat negara dalam negara tetapi hanyalah sebuah inovasi dari putra–putri terbaik bangsa dalam bidang pemerintahan untuk membuat makna pemerintahan itu lebih gurih dikunyah dan dirasakan fungsinya oleh masyarakat yang menjadi objek kekuasaan. Sehingga fungsi dari pemerintahan itu terasa lebih dekat kepada masyarakat dan masyarakat tidak bosan dengan pola pemerintahan yang disajikan oleh pemerintah, karena dunia terus berputar, kondisi dunia terus berubah, dan pastilah permintaan masyarakat terhadap fungsi pemerintah bakal terus meningkat seperti pelayanan terhadap adminstrasi kebutuhan dasar publik misalnya KTP yang sekarang saja telah begitu maksimal yaitu diselesaikan dalam sehari namun masih saja ada masyarakat yang meminta lebih cepat daripada itu. Oleh karena itu dewasa ini inovasi pemerintah dalam hal pelayanan dasar publik begitu urgent.


Terdiri dari berbagai komposisi
                Tak ada satupun hal yang ada di dunia ini dapat berdiri sendiri, begitu pula   lontong sayur. Lontong sayur sendiri terdiri dari berbagai macam campuran yang membuatnya nikmat dan membuat terngiang-ngiang yang menikmatinya untuk tak segan mencobanya lagi dilain kesempatan. Selain mengenyangkan juga terkandung berbagai sayuran yang berguna bagi kesehatan. Namun apabila komposisi yang disajikan begitu rame dapat menjemukan dan menaikkan harga produksi.
                Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah daerah pun terdiri dari berbagai komponen yang telah memiliki tupoksi masing-masing. Putra terbaik bangsa pun telah mendesign komposisi yang tepat untuk suatu pemerintahan di daerah. Hal ini telah tercantum dalam PP no.41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Namun dikarenakan “masih dalam tahap pembelajaran” masih banyak saja organisasi perangkat daerah yang komposisinya melebihi standar yang telah ditetapkan dalam regulasi. Sehingga biaya produksi( Dana APBD ) membengkak dan habisnya hanya untuk menutupi biaya produksi ( gaji pegawai ) sehingga masyarakat tidak lagi merasakan aktualisasi dari kekayaan daerah yang mereka miliki.
Murah di dapat dan harganya terjangkau
                Walau tidak semua daerah terdapat penjual lontong sayur namun setelah saya telusuri berbagai info dari teman-teman nusantara saya , hampir disemua daerah mereka terdapat penjual lontong sayur. Hal ini diperkuat lagi fenomena di daerah saya, ketika melihat ramenya masyarakat yang bergerombol di pagi hari di warung-warung kecil yang menjajakan lontong sayur. Sehingga kemudian muncul di pemikiran saya mengapa masyarakat begitu menggemari jajanan ini, usut punya usut ternyata harga yang terjangkau serta mengenyangkan merupakan senjata ampuh dari lontong sayur itu sendiri.
                Sudah seharusnya pemerintah daerah mengambil filosofi dari fenomena lontong sayur tersebut yaitu memberi kemudahan kepada masyarakat dalam berbagai pemenuhan administrasi maupun memberikan harga yang murah serta pelayanan yang maksimal. Sehingga masyarakat senang berhubungan dengan pemerintah daerah, yang secara otomatis tanpa perlu kampanye seperti calon-calon yang tak dikenal tapi ingin dikenal hanya bermodalkan uang, mendapatkan simpati dan kepercayaan dari masyarakat.
Begitu pula para pemimpin di pemerintahan agar jangan bangga untuk susah ditemui karena sudah saatnya lah merubah paradigma menjadi pemimpin yang paling mudah ditemui, ramah, santun dan tidak sombong.
Mengenyangkan
                Apa pula hubungan pemerintah dengan mengenyangkan?? Tentu saja ada. Karena tugas dasar pemerintah itu hanyalah melayani kebutuhan dasar masyarakat serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakatnya. Bila aspek ini telah dipenuhi tak susah bagi pemerintah untuk mengurus bidang lainnya dan tak banyak pula riak-riak di masyarakat yang dipimpinnya
                Namun aspek yang paling penting dari kata-kata mengenyangkan ini ialah pemerintah mampu menyediakan, memfasilitasi kebutuhan informasi baik mengenai dunia pendidikan, teknologi dan informasi serta memberikan pendidikan politik kepada masyarakatnya, agar masyarakat melek tentang kejamnya dunia politik praktis. Karena apabila masyarakat telah kenyang mereka tidak mudah ditumbangkan ataupun dikelabui oleh para insan yang gila kekuasaan.
Lontong sayur mengawali aktivitas hari
                Lontong biasanya hanya dijajakan diwaktu pagi hari,dan sangat jarang kita temukan ada yang menjual lontong sayur di siang ataupun malam hari. Lontong sayur dijadikan tameng bagi perut untuk menggagahi berbagai aktivitas yang menguras tenaga hingga siang hari.
                Begitu pula pemerintah daerah diharapkan menjadi organisasi terdepan untuk mengHANDLE dan meMANAGE seluruh sendi kehidupan masyarakat sehingga dapat meminimalisir riak-riak kecil yang timbul dimasyarakat sehingga yang sampai di tingkat pemerintah pusat hanyalah tinggal segilintir permasalahan saja. Karena yang terjadi kini banyak para pemimpin daerah yang melimpahkan seluruh permasalahan di daerah yang dipimpinnya kepada pemerintahan yang lebih tinggi diatasnya tanpa mau belajar bertanggung jawab atas daerah yang dipimpinnya.

Lontong sayur itu berkuah
                Sebagian isi dari lontong ialah kuahnya, didalam kuah inilah terkandung bumbu –bumbu yang melezatkan lontong sayur. Itu pula yang kita harapkan dari pemerintah yang dapat menjadi air(kuah) dan menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh seluruh dimensi masyarakat dan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Karena memang dari dulu fungsi pemerintah itu sangat vital untuk mengatur segala sesuatu yang ada di negara yang dikuasainya.
Lontong pun enak karena ahlinya
                Banyak hal yang keliru belakangan ini yang berkembang di masyarakat kita, dimana setiap orang merasa mampu untuk melakukan suatu hal yang sebenarnya tak begitu ia kuasai,  tanpa mampu merasa apakah ia bisa. Contoh kecilnya yaitu dalam membuat lontong. Walaupun banyak kita temui warung lontong yang memenuhi kriteria lidah kita dalam segi makanan, tak sedikit pula penjual yang menjajakan lontongnya dengan rasa yang alakadarnya.
                Begitu pula pemerintah daerah, sejak bergulirnya reformasi yang ditandai dengan kebebasan daerah untuk mengatur dan mengelola seluruh aset daerahnya, banyak daerah yang berduyun-duyun untuk membentuk daerah pemekaran dengan alibi ingin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, walaupun alibi itu belum banyak terbukti yang malah karena ego sebagian manusia yang gila kekuasaan itulah yang menyebabkan daerah yang memekarkan diri itu terbengkalai tanpa ada kemajuan yang begitu berarti dan tak sedikit daerah yang menjadi melarat karena tak tahu makna otonomi daerah itu sendiri. Penyebab utamanya ialah para aktor yang mengisi skenario jalannya pemerintahan. Padahal dari segi cerita dan cita otonomi daerah itu sendiri begitu best seller namun hancur di tangan mereka yang tak bertanggung jawab.
                Oleh karena itulah benar adanya doktrin para filsuf yang telah lebih dulu hidup dari saya bahwa “ Serahkanlah segala sesuatunya pada ahlinya”, karena telah terbukti hal yang kecil pun membutuhkan ahlinya untuk membuatnya besar. 
                Saya kira teman-teman juga memiliki pemikiran lain dari apa yang baru saja saya paparkan, Tuhan sengaja tidak memberikan kesempurnaan didalam pemikiran saya ini dan berharap teman-temanlah yang melengkapi kekurangan dan meluruskan kekeliruan saya dalam berpandangan terhadap suatu permasalahan, seperti kata iklan di TV “GAK SEMUA YANG LO DENGER ITU BENAR”.  Akhirnya saya ucapkan terimakasih atas segala hal yang telah kita hasilkan didunia ini. Mari berpikir untuk negeri ini.                                          SPIRIT of CONTRIBUTION.
                Rajasa Yudha( 14 oktober 2010 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar