Rajesh Saja

Rajesh Saja

11 Oktober 2010

surat cinta untuk lova

Semua hari yang kulewati bersama nafasmu terasa abadi, semuanya tersimpan rapi di memori pikiranku tak tentu itu pahitnya cinta ataupun manisnya rasa. Tak ingin lagi rasanya ku menyia-nyiakan setiap lembar moment kebersamaan kita seperti angin lalu yang tak berkesan yang menciptakan berbagai penyesalan.
Salah satu yang ku ingat pastilah tanggal mulainya perjalanan cinta kita tahap kedua, kita takkan mungkin lupa saat kita melaksanakan perang dingin pertama yang menyebabkan hati terluka kehilangan cinta, namun tuhan kembali mengijinkan kita untuk bersama lagi,tak terasa telah 3 tahun jembatan emas itu berlalu, tepat di tanggal yang sama yaitu 8 oktober 3 tahun yang lalu, kita mencoba lagi jalinan asmara yang pernah berantakan.
Tiga tahun sudah aku melewati  hari kemerdekaan hatiku bersama hatimu dengan hampir 75% tanpa kedekatan raga antara aku dan dirimu.namun aku tak ingin membahas itu pada surat cintaku kali ini, dihari ini aku hanya berkhayal bilakah kita melewati saat-saat indah seperti ini dengan makan di tempat jajanan sederhana dengan ditemani sepotong kue yang di atasnya bertengger angka 3, mungkin inilah kebanggaan kecil dalam hidupku, menyajikan hal yang terindah untukmu.
Aku hanya berpandangan bahwa percayalah sosok seorang kekasih bagi pasangannya bagaikan lilin Yang menghangatkan dikala sepi
Menerangi dikala galau
Memberi warna dikala duka, WALAU
Sering di nafikkan disaat sibuk
Tersurutkan dikala badai
Terpinggirkan saat tak berarti
Dan akhirnya mati dipanggang letihnya hari.

Aku tahu , kau dan aku takkan pernah tahu sampai kapan kita bersama, bisa saja nafasku habis sebelum mencicipi halalmu, bisa saja nafasmu habis sebelum finish di garis keabadian cinta. Ataupun mungkin memang kita takkan pernah bersatu karena didepan sana Tuhan telah terlebih dulu menakdirkan dan mempersiapkan seseorang yang lebih luar biasa untuk mengerti pribadi kita masing-masing.
Namun aku takkan pernah hiraukan tentang itu, bagiku kamu tetaplah CINTA PERTAMA ku...Wanita yang mengajarkan arti genggaman sebuah tangan, Menjelaskan sesaknya sebuah kedekatan, menetralisir arti sebuah keraguan tentang arti kesetiaan, Melihatkan padaku tentang arti kecantikan. Yahhh, banyak sudah yang kau berikan kepada lelaki yang kau kenal saat belum menjadi pujangga dunia,,heheheh NGAREP
Dihari yang berbahagia ini aku hanya ingin memberikan secarik surat dari racikan hatiku. Walau kau tak pernah di dekatku tak sekalipun hatiku ingin mengajak wanita lain untuk sekedar menemani penat letihku saat ku jauh darimu. Karena ku sangat menghargai dirimu sebagai wanita. Semoga kau membaca semua tulisan ku ini yang kutulis tepat saat aku meresapi hangatnya percintaan kita. Terimalah kado cinta ku ini..semoga bermanfaat bagi anak-anakmu nanti, dan ceritakanlah pada mereka bahwa ibunya pernah mendapatkan surat cinta dari pujangga kamponganyar..hahahahaha

Yang Mencintaimu

Rajasa Yudha

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar